Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Jumat, 31 Mei 2013

Waspada, Tekanan DarahTinggi Bisa Turunkan FungsiOtak

Tekanan darah tinggi alias
hipertensi identik dengan penyakit
jantung. Tapi sebuah studi baru
mengungkapkan bahwa hipertensi,
terutama pada arteri yang menyuplai
darah ke kepala dan leher dapat dikaitkan
dengan penurunan kemampuan kognitif
otak.
Tim peneliti dari Australia mengatakan
bahwa penderita tekanan darah tinggi di
arteri atau pembuluh darah sentral,
termasuk aorta dan arteri karotis
(pembuluh yang memasok darah ke bagian
leher dan kepala) mempunyai skor tes
pemrosesan visual yang lebih rendah,
termasuk kecepatan berpikir lebih lambat
alias lelet dan kemampuan rekognisi
(mengenali sesuatu) yang lebih buruk.
"Biasanya pengukuran tekanan darah
diambil dari arteri brachial di lengan, tapi
ternyata mengamati kondisi arteri sentral
bisa jadi cara yang lebih sensitif untuk
menilai kemampuan kognitif seseorang.
Pasalnya arteri sentral mengendalikan
aliran darah ke otak secara langsung,"
tandas peneliti Matthew Pase dari Center
for Human Psychopharmacology,
Swinburne University, Melbourne.
"Jadi jika kita dapat memperkirakan
tekanan darah di arteri sentral, maka kita
dapat memprediksi fungsi kognitif dan
penurunan kognitif yang mungkin saja
terjadi pada seseorang," tambahnya.
Dalam studi tersebut, Pase dan rekan-
rekannya mengamati yang manakah dari
pengukuran tekanan darah dari lengan
atau dari arteri sentral yang memiliki
keterkaitan kuat dengan kemampuan
kognitif seseorang.
Dalam hal ini peneliti melibatkan 493
partisipan asal Australia berusia 20-82
tahun. Sebagian besar peneliti merupakan
ras Kaukasia dan bukan perokok yang tidak
memiliki riwayat stroke ataupun demensia.
Kemudian partisipan diminta melakukan
sejumlah tugas untuk mengukur
kemampuan kognitif mereka seperti
pemrosesan visual, daya ingat,
kemampuan rekognisi (mengenali sesuatu)
dan kecepatan memproses informasi. Tak
lupa peneliti juga mengukur tekanan darah
partisipan baik dari lengan maupun arteri
sentral.
Hasilnya, tekanan darah tinggi pada arteri
brachial dikaitkan dengan performa dalam
tes pemrosesan visual yang lebih buruk.
Namun tekanan darah tinggi pada arteri
sentral dikaitkan dengan buruknya
perfoma pada tes-tes kognitif lainnya,
termasuk pemrosesan visual, rekognisi dan
kecepatan memproses informasi.
"Hal ini menunjukkan bahwa tekanan
darah sentral merupakan alat prediksi
yang lebih sensitif terkait penuaan
kognitif," simpul Pase seperti dilansir
Foxnews , Jumat (31/5/2013).
Pase menduga seiring dengan
bertambahnya usia seseorang maka arteri
utamanya mengencang dan dengan
elastisitas yang semakin berkurang, otak
menerima lebih banyak darah yang
tekanannya tinggi, yang pada akhirnya
dapat merusak kemampuan kognitif otak.
Studi ini akan dipublikasikan dalam jurnal
Psychological Science .

Tidak ada komentar: