Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Sabtu, 15 Juni 2013

Airbag bisa mematikan



Info Kesehatan - London - Airbag (kantung

udara) pada mobil tadinya merupakan fitur

keselamatan yang membantu mengurangi

cedera saat terjadi kecelakaan. Namun tak

dinyana, airbag juga bisa membuat pengendara

tewas.

Dilansir Daily Mail, seorang kakek berusia 59

tahun, Ronald Smith tewas setelah menghirup

gas beracun dan serbuk yang muncul saat

airbag mengembang.

Awalnya, Smith mengalami kecelakaan ringan

dengan mobil lainnya beberapa bulan lalu. Saat

itu Smith tidak mendapatkan cedera serius pada

November 2010 lalu. Istrinya pun lega ketika

melihat suaminya pulang ke rumah dalam

kondisi sehat.

Namun beberapa pekan setelah kecelakaan itu,

tiba-tiba saja, Smith yang tadinya sehat dan aktif

mulai mengeluh sakit di dada dan kesulitan

bernafas. 3 Minggu kemudian, Smith meninggal

di rumah sakit karena radang paru-paru.

Petugas koroner yang memeriksa Smith

menyimpulkan, kematian Smith terjadi sebagai

akibat dari kecelakaan, Smith menghirup gas

berbahaya dari airbag mobil Vauxhall Insignia.

"Saya tahu dari awal ini pasti karena airbag. Dia

memberitahu saya soal serbuk putih yang sangat

banyak yang membuatnya tidak bisa melihat,"

tutur istri Smith, June.

Juru bicara Vauxhall langsung mengatakan

perusahaannya akan menginvestigasi insiden ini.

Organisasi bermotor Inggris, AA menuturkan

insiden yang dialami Smith diyakini merupakan

kasus kematian pertama akibat menghirup gas

dari airbag.

Bagaimana airbag bisa mengembang? Di mobil

terdapat sebuah sensor yang mengukur secara

pasti benturan yang dialami kendaraan.

Jika benturan cukup dahsyat, akan memicu

pengembangan airbag. Di beberapa sistem

airbag, tablet Natrium Azida yang terdapat di

dalam airbag akan membuat airbag

mengembang. Dan ini terpicu secara elektronik.

"Ketika airbag mengembang, senyawa ini

menghasilkan nitrogen, yang semestinya tidak

berbahaya karena udara mengandung 75

persen gas nitrogen. Selain gas, nitrogen, airbag

yang mengembang juga mengeluarkan serbuk

seperti bedak. Beberapa sistem airbag juga

menggunakan gas yang berbahan dasar selulusa,

namun ini juga tidak beracun," ujar AA.

Posted by Kohler

Tidak ada komentar: