Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 20 Juni 2013

Alasan Mengapa AS Tidak Berani Menyerang Indonesia

Pentagon membayangkan jika AS terpaksa
harus menyerang Indonesia, berapa
kerugian yang harus di pikul pihak AS dan
berapa keuntungan pihak Indonesia dari
kehadiran tentara AS di Indonesia.Begitu
memasuki perairan dataran Indonesia,
mereka akan di hadang pihak Bea & Cukai
karena membawa masuk senjata api dan
senjata tajam serta peralatan perang tanpa
surat izin dari pemerintah RI, ini berarti
mereka harus menyediakan "Uang Damai".
Hitung berapa besarnya uang damai jika
bawaannya sedemikian banyak ?
Kemudian apabila mereka mendirikan Base
Camp militer, bisa ditebak, di sekitar Base
Camp pasti akan dikelilingi oleh para penjual
Bakso, es kelapa, A-qua, lapak VCD bajakan,
sampai obral Cel-Dam (ooppsâ?¦. J) Rp.
10.000/ 3 Pcs, belum lagi para pengusaha
komedi puter yang bakal ikut mangkal di
sekitar Base Camp juga.
Kemudian kendaraan-kendaraan tempur
serta tank-tank lapis baja yang di parkir
dekat Base Camp akan dikenakan retribusi
parkir oleh petugas dari dinas perpakiran
daerah. Jika dua jam pertama perkendaraan
dikenakan Rp.10.000,- (maklum tarif orang
buleâ?¦coy), berapa yang harus di bayar AS
kalau kendaraan & tank harus parkir selama
sebulan
Sepanjang jalan ke lokasi Base Camp,
pasukan AS harus menghadapi para
"Mr.Cepek" yang berlagak memperbaiki
jalan sambil memungut biaya bagi
kendaraan yang melewati jalan tersebut.
Dan jika kendaran tempur dan tank harus
membelok atau melewati pertigaan mereka
harus menyiapkan Recehan untuk para "Mr.
Cepek" tersebut
Suatu kerepotan besar bagi rombongan
pasukan jika harus berkonvoi, karena konvoi
yang berjalan lambat pasti akan dihampiri
para pengamen, pengemis dan anak-anak
jalanan. Ini berarti harus mengeluarkan
recehan lagi. Belum lagi jika di jalan
bertemu polisi yang sedang bokek, udah
pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin.
Bayangkan berapa uang damai yang harus
dikeluarkan ?
Di Base Camp militer, tentara AS sudah
pasti nggak bisa tidur, karena nyamuknya
gede-gede kayak Vampire. Malam hari di
hutan yang sepi mereka akan di kunjungi
para wanita yang tertawa dan menangis.
Harusnya mereka senang karena bisa
berkencan dengan wanita ini tapi
kesenangan tersebut akan sirna begitu
melihat para wanita ini punya bolong besar
di punggungnya alias "Sundel Bolong"
Pagi harinya mereka tidak bisa mandi
karena di sungai banyak dilalui "Rudal
Kuning" yang di tembakkan penduduk
setempat dari "Flying Helicopter" alias WC
terapung di atas sungai
Pasukan AS juga tidak bisa jauh jauh dari
pelaratan perangnya, karena di sekitar Base
Camp sudah mengintai pedagang besi
loakan yang siap mempereteli peralatan
perang canggih yang mereka bawa, lengah
sedikit saja tank canggih mereka bakal siap
di-KILO-in
Belum lagi para curanmor yang siap beraksi
dengan kunci T-nya siap merebut jip-jip
perang mereka yang kalau di dempul dan
cat ulang bisa dijual mahal ke anak-anak
orang kaya yang pengen gaya-gayaan, yang
lebih menyedihkan lagi badan pasukan AS
akan jamuran karena tidak bisa berganti
pakaian. Kalau berani nekat menjemur
pakaiannya dan lengah sedikit saja, pakaian
mereka sudah mejeng di pasar Jatinegara di
lapak-lapak pakaian bekas
Peralatan telekomunikasi mereka juga harus
dijaga ketat, karena para bandit kapak
merah sudah mengincar peralatan canggih
itu. Dan mereka juga harus membayar sewa
tanah yang digunakan untuk Base Camp
kepada Haji Husin, Bang Ro"ib, dan Engkong
Jai" para pemilik tanah. Di samping itu
mereka juga harus minta izin kepada RT/RW
dan kelurahan setempat, artinya berapa
meja yang harus dilalui dan berapa banyak
dana yang harus disiapkan untuk meng-
amplopi pejabat-pejabat ini.
Para komandan di pasukan AS ini juga akan
kena tugas tambahan mengawasi para
prajuritnya yang banyak menyelinap keluar
Base Camp buat nonton dangdut di RW-06,
katanya ada "Inul Daratista" di sana
Maka, setelah menimbang cost and benefit
akhinya Pentagon memutuskan "tidak akan
menyerang Indonesia!"

Tidak ada komentar: